Temali dan KCD pada Peringatan Hari Ciliwung 11 November 2023
Peringatan Hari Ciliwung, yaitu tanggal 11 November telah menjadi suatu kebiasaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap Sungai Ciliwung. Awal mula sejarah Hari Ciliwung adalah ditemukannya penyu air tawar (Citra citra javanensis) di Sungai Ciliwung, yang bernama lokal Senggawangan dengan bobot kurang lebih 50 Kg. Penemuan spesies tersebut menggugah masyarakat lokal sehingga diperingati hari penemuan Senggawangan menjadi Hari Ciliwung. Hari Ciliwung diperingati setiap tanggal 11 November oleh setiap komunitas di sepanjang Sungai Ciliwung.
Temali sebagai salah satu kontributor pada acara Hari Ciliwung yang diselenggarakan oleh Komunitas Ciliwung Depok (KCD), berkontribusi berupa penyaluran ikan yang dilepasliarkan di Sungai Ciliwung. Bentuk kontribusi Temali lainnya adalah Sosialisasi Pelestarian Ikan Lokal dan Eksistensi Ikan Ciliwung. Kegiatan Sosialisasi dilakukan oleh salah satu pendiri Temali, yaitu Iqbal Mujaddid, M.Tr.Pi.
Ikan yang disalurkan oleh Yayasan Temali berasal dari dukungan BBPBAT KKP-RI berupa ikan lokal yang menurut pendataan Yayasan Temali, dkk sebelumnya, ditemukan di aliran Sungai Ciliwung yaitu Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) sebanyak 20.000 ekor. Sebelum dilaksanakan prosesi pelepasliaran, Sdr. Iqbal, personel dari Yayasan Temali melakukan sosialisasi mengenai pelestarian ikan lokal serta teknis dan kaidah melakukan pelepasliaran ikan. Sosialisasi juga melakukan himbauan agar masyarakat tidak melepasliarkan ikan yang bukan asli Sungai Ciliwung. Hal ini disebabkan ikan non lokal dapat menyebabkan persaingan yang akan menekan populasi ikan lokal. Dijelaskan pula mengenai jenis –jenis ikan lokal asli penghuni Sungai Ciliwung serta ikan non lokal yang bersifat invasif dan bahayanya bagi populasi dan kelimpahan ikan lokal Ciliwung.
Pemilihan jenis ikan yang dilepasliarkan didasarkan dari studi dari Yayasan Temali, dkk yang menunjukkan bahwa ikan jenis Nilem dan Tawes sudah mulai jarang ditemui di Sungai Ciliwung. Oleh karena itu, kedua jenis ikan ini dipilih untuk dilepasliarkan agar keberadaan populasi kedua jenis ikan ini tetap dalam kondisi yang baik dan seimbang di alam.
Setelah pelepasliaran, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan clean up atau kegiatan bersih Ciliwung dari sampah. Dalam operasi tersebut, didapatkan ratusan kilogram sampah yang berhasil dikumpulkan untuk selanjutnya dipindahkan ke tempat pembuangan yang semestinya.
Terima kasih kepada Komunitas Ciliwung Depok sebagai homebase dan penyelenggara peringatan Hari Ciliwung 2023, Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi STKIP Arrahmaniyah, KKP-RI, ILUFIKA-USNI dan belasan komunitas serta seluruh masyarakat yang telah menyukseskan acara. Mari kita jalin kolaborasi ke depan yang lebih konkrit dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan.
Salam Lestari.